Berawal dari kerajaan mataram yang di pimpin oleh Sultan Agung kurang lenih pada abad 18/19 pada saat itu sultan agung teramat kesal ( Pohara Ceuceubna ) kepada penjajah belanda beliau mengutus prajuritnya untuk menyerang penjajah ( Belanda ) ke Batavia ( Jakarta sekarang ) yang di pimpin oleh Dipati Ukur dalam penyerangan tersebut prajurit mataram hanya memakai senjata Pedang , Tombak , Panah sementara belanda saat itu sudah mempunyai senjata api akhirnya karena banyaknya prajurit mataram yang gugur , Dipati Ukur memerintahkan prajuritnya mundur , tetapi Dipati Ukur tidak kembali ke mataram karena khawatir sama mata belanda .
Oleh karena itu Dipati Ukur beserta prajuritnya merubah penampilanya ( Nyamar dalam bahasa sunda ) dan menyebar di daerah Bandung Selatan ( Bandung Kidul ) dan Dipati Ukur sendiri tinggal di daerah banjaran sampai akhirnya meninggal di daerah tersebut dan makam nya di daerah cikamadong dari sekian banyaknya prajurit bawahan Dipati Ukur ada yang merubah penampilanya ( Nyamar dalam bahasa sunda ) ke daerah Bojong dan memakai nama samaran Panutusan kenapa disebut panutusan karena yang bersangkutan membawahi seratus prajurit pada menyerang ke Batavia ( Jakarta sekarang ) daerah yang di tempati untuk bersembunyi oleh panutusan adalah bojong landeuh ( sekarang ) pada saat itu daerah bojong masih daerah setengah hutan.
Panutusan menikah didaerah bojong tapi sayang nama istrinya sampai saat ini belum ada yang tahu , dan mempunyai keturunan.
inilah keturunan dari panutusan :
- Nari samka
- Nyi Mas Katisem ( Eteh Emin )
- Nyi Mas Satiyem ( Eteh Tiyam )
Nama Bojong adalah : Dataran Tinggi yang menjolok kesungai atau Dekat Sungai, kalau melihat Kondisi sekarang Lokasi Tersebut berada di lokasi Tempat Pemakaman Umum ( TPU ) Desa Bojong yang disebut oleh masyarkat dengan nama Hakulah
Desa Bojong merupakan Desa yang Termasuk dalam sejarah Kemerdekaan dan Penjajahan Jaman Dahulu, hal tersebut dibuktikan dengan adanya bangunan-bangunan jaman Belanda yang Masih ada dan Berdiri Sampai saat ini adapun Bangunan Tersebut terdiri dari :
- Gedong Mester, gedong mester terletak di Kp.Bojong Kaliki RT 02 RW 15 (sekarang )
- Gedong Asem atau gedong juaragan yuda kusumah yang terletak di Kp.Bojong Kidul RT 02 RW 02
- Rumah Juragan Jakarta yang terletak di Kp.Bojong Landeuh RT 01 RW 07
- Rumah bupati yang terletak di Kp.Bojong Kidul RT 01 RW 02 ( Sekarang sudah di pugar )
Desa Bojong adalah salah satu dari sebelas Desa yang berada di kecamatan majalaya, Desa Bojong mempunyai Peran dalam Pendirian Alun-alun Majalaya, Desa Bojong merupakan Desa yang masih utuh di Kecamatan Majalaya hal tersebut dikarenakan Desa Bojong sampai saat ini belum ada Pemekaran.
Wilayah Desa Bojong dahulu dibagi 2 wilayah yaitu
- RK 01 dan RK 02 , RK adalah Rukun Keluarga, RK 01 ketuanya adalah RK Wawan, wilayahnya Terdiri dari : Bojong Warung, Bojong Keusik, Namicalung, Babakan Pancen, sangkali, Muara, Puja
- RK 02 Ketuanya : RK Ayat, wilayahnya terdiri dari : Bojong Landeuh, Bojong Kaliki, Bojong Kidul, Ciburial, Pongporang, Babakan Tanjung, Buah Jajar, dan Kadatuan .
Pada tahun 1984 Desa Bojong yang menjadi Lurah nya adalah Kokon Kondara Wangsapraja ( Anaknya Lurah Eeng Wangsapraja ) dan Sekretaris Desa nya ( Ulis ) adalah Odjon Saldjani ( anaknya Lurah Oging ) pada saat itu (1984) terdiri dari empat (4) Rukun warga :
- Rukun Warga 01 mencakup wilayah : Kp.Bojong Keusik, puja, muara, namicalung, bojong warung, kalapa dua (sangkali ), dan Babakan Pancen
- Rukun Warga 02 Mencakup wilayah : Kp.Bojong Landeuh, Bojong Kaliki, Bojong Kidul, Bojong Tengah, Bojong Kalapa dan Kadatuan
- Rukun Warga 03 Mencakup wilayah : Kp. Buah Jajar, Pongporang
- Rukun Warga 04 Mencakup wilayah : Kp. Babakan Tanjung